Resimen Mahasiswa (Menwa) dibentuk untuk mempertahankan NKRI. Menwa tidak hanya diberkali dengan kemampuan teknis untuk berperang, tetapi juga pemahaman mengenai ideologi.
"Menwa adalah pelopor untuk menjahit merah putih yang kini tengah dirobek-robek oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang juga menjabat sebagai Ketua Alumni Resimen Mahasiswa (IARMI).
Hal tersebut diungkapkan Zulkifli saat menyampaikan Pidato Kunci metode Pendidikan Kebangsaan/Bela Negara yang dihadiri 100 anggota Menwa dari 19 perguruan tinggi di Lampung, Jumat (06/10/2017).
Pada kesempatan tersebut, Zulkifli menegaskan bahwa bangsa Indonesia itu senasib sepenanggungan. Pertikaian yang kemarin sempat mengganggu stabilitas sosial mesti disudahi. Pancasila telah mengajarkan bahwa toleransi adalah kunci utama agar bangsa ini bisa maju.
“Di Indonesia tidak ada itu yang namanya negara Islam, negara komunis, atau negara liberal. Bangsa ini sudah sepakat kalau ideologi kita adalah Demokrasi Pancasila,” kata Zulkifli.
Jika Demokrasi Pancasila dapat diimplementasikan oleh seluruh lapisan masyarakat, menurut Zulkifli, ketergantungan kita akan barang-barang impor akan hilang. Daya saing Indonesia dalam dunia global pun dapat meningkat.
Zulkifli berharap Menwa mampu menjadi perekat dalam perbedaan yang ada di tengah masyarakat. Isu-isu agama misalnya, harus sigap ditanggulangi secara tepat. Bela negara dalam hal ini bukan berarti siap untuk berperang saja. Bela negara dalam artian yang luas adalah mempertahankan NKRI dengan memperkokoh nilai-nilai luhur bangsa.
“Di sanalah peran Menwa, mengawal implementasi dan terus menyebarkan demokrasi di tengah masyarakat. Hanya dengan begitu, perpecahan bisa dihindari dan kita bisa fokus untuk terus meningkatkan kualitas SDM di Indonesia,” tutur Zulkifli.